ARTICLE AD BOX
Pengakuan ini diungkapkan Widiasa ketika Forum Perjuangan Driver Pariwisata Bali (FPDPB) diterima Ketua DPRD Provinsi Bali Dewa ‘Jack’ Made Mahayadnya dalam aksi damai yang dilakukan di Niti Mandala, Denpasar, Senin (6/1/2025).
“Imigrasi ke mana saja? Di bandara, setiap hari kami melihat hidung mancung (WNA) jemput tamu. Ini jeruk makan jeruk lho, Pak,” ungkap Widiasa di hadapan Dewa Jack dan jajaran, serta ribuan massa FPDPB yang berkumpul di Wantilan Gedung DPRD Bali.
“Saya syok, ‘Bapak jemput tamu apa saya yang jemput Bapak?’ ternyata tamunya jemput tamu,” lanjut Widiasa yang mengaku sudah 21 tahun bekerja sebagai driver pariwisata, tapi baru kali ini ia melihat fenomena ini.
Selain ikut menjadi driver pariwisata. Widiasa juga melihat WNA berprofesi sebagai pramuwisata. Meski belum mampu memastikan legalitas WNA yang disebut ikut jadi driver pariwisata itu, kinerja Kantor Imigrasi di Bali dipertanyakan para driver pariwisata.
Permasalahan ini menjadi satu dari banyak aspirasi mengenai dunia pariwisata Bali yang disampaikan FPDPB. Forum yang digawangi ribuan driver angkutan pariwisata dan taksi konvensional ini menyerukan bahwa ‘pariwisata Bali tidak sedang baik-baik saja.’
Menanggapi hal ini, Dewa Jack menjanjikan tidak lanjut. Langkah awal yang bakal dilakukan adalah Komisi I dan III DPRD Bali sidak ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Ini untuk melihat fenomena yang dijelaskan Widiasa.
“Hal ini perlu kita klarifikasi di Bali bahwa memang benar ada tamu jemput tamu. Komisi I dan III, coba disidak ke bandara sebelum melapor ke Jakarta,” tutur Dewa Jack.
Temuan sidak Komisi I dan III ini akan diteruskan ke Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Selain itu, dewan menjanjikan pembentukan call center di bawah Pemerintah Provinsi Bali sebagai saluran laporan dari lapangan mengenai permasalahan semacam ini. *rat
“Imigrasi ke mana saja? Di bandara, setiap hari kami melihat hidung mancung (WNA) jemput tamu. Ini jeruk makan jeruk lho, Pak,” ungkap Widiasa di hadapan Dewa Jack dan jajaran, serta ribuan massa FPDPB yang berkumpul di Wantilan Gedung DPRD Bali.
“Saya syok, ‘Bapak jemput tamu apa saya yang jemput Bapak?’ ternyata tamunya jemput tamu,” lanjut Widiasa yang mengaku sudah 21 tahun bekerja sebagai driver pariwisata, tapi baru kali ini ia melihat fenomena ini.
Selain ikut menjadi driver pariwisata. Widiasa juga melihat WNA berprofesi sebagai pramuwisata. Meski belum mampu memastikan legalitas WNA yang disebut ikut jadi driver pariwisata itu, kinerja Kantor Imigrasi di Bali dipertanyakan para driver pariwisata.
Permasalahan ini menjadi satu dari banyak aspirasi mengenai dunia pariwisata Bali yang disampaikan FPDPB. Forum yang digawangi ribuan driver angkutan pariwisata dan taksi konvensional ini menyerukan bahwa ‘pariwisata Bali tidak sedang baik-baik saja.’
Menanggapi hal ini, Dewa Jack menjanjikan tidak lanjut. Langkah awal yang bakal dilakukan adalah Komisi I dan III DPRD Bali sidak ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Ini untuk melihat fenomena yang dijelaskan Widiasa.
“Hal ini perlu kita klarifikasi di Bali bahwa memang benar ada tamu jemput tamu. Komisi I dan III, coba disidak ke bandara sebelum melapor ke Jakarta,” tutur Dewa Jack.
Temuan sidak Komisi I dan III ini akan diteruskan ke Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Selain itu, dewan menjanjikan pembentukan call center di bawah Pemerintah Provinsi Bali sebagai saluran laporan dari lapangan mengenai permasalahan semacam ini. *rat